hai again and again

Minggu, 25 Juli 2021

Ya, i write again here. Hahaha

So, what happen?
Hmm, a little bit chaos over here, but don't worry i can handle it. Cuma lagi berusaha lebih kuat utk mempertahankan diri yang berkali kali ke triger. Honestly, i am totally not in good condition right now. Hmmm, apa ya bilangnya? Goyah.

So many things in my head, but i just don't know how to tell it. It make me so quite. 
Sometime i just wondering, why people want a be a hero in someone else life? Like, seriosly? Cmon, you only can be a hero for yourself. Jangan ekspetasi deh mau lindungin orang lain, but di sisi lain sebenernya tuh kek lagi nyiapin ranjau yang bahkan bisa bikin orang lain mati.

Aku gak ngerti deh, apa saking ga mau ngakunya kalau dulu ngelakuin salah langkah? Apa segitu besar egonya pengen ambil segala keputusan sendiri. Kadang bingung juga kenapa udah tau kalau butuh kita, tapi seolah kita ga dilibatkan dan ga dibolehin ikutan mikir dan mesti terima keputusan yang udah di buat. Heiii, apa bedanya sama pemerintah? Dipilih rakyat untuk jadi panutan tapi gak pernah minta pendapat rakyat. Oh iya, mungkin dianggapnya lah kita ini rakyat jelata. Kek yang lu ga tau apa yang terjadi tiba-tiba di tagihin upeti.

Bukannya aku ga tau rasanya gimana, tapi aku tau banget karena toh aku ngalamin juga. Bedanya, aku memaksa masuk dan memaksa tau. Yah, daripada aku terus menerus mengasihani diriku sendiri, lebih baik mereka yang kasihan sama aku then ngomong dan kasih tau apa yang sebenernya terjadi 100% tanpa di tutup tutupin. Walaupun berat awalnya tapi at least udah mulai kekumpul sedikit sedikit. 

Tuhan tuh baik banget, memang dia itu bukan tukang kasih keajaiban kalau kita cuman diem doang ga lakuin apa apa, ga gerak, males juga kali. Laptop kalau kelamaan nge-lag aja kita matiin paksa. hahahah. Dunia ini juga mana mau bantu kalau kita diem. Sama kayak aku liat ada 2 case orang yang mesti aku bantu. Yang satu dia cuma diem aja ga ngapa-ngapain. Satu lagi usaha terus, cuman kayanya dunia belum berpihak ke dia, pasti kita bakal pilih yang udah usaha terus. 

Jadi please lah, tugas ga bakal pernah selesai kalau ga dikerjain. Dikerjain pun kadang cuma beres setengah. Tapi gpp at least ada yg selesai walaupun gak semua.

Memang sih yang paling susah itu adalah ngilangin ego. Dan anggep kalau peran utama di hidup ini adalah kita. Padahal sebenernya ya kita cuman peran peran pendukung di cerita orang lain. Ga ada yang jadi peran utama yang keliatannya selalu jadi pahlawan, selalu dapat bantuan, selalu dapat keajaiban, selalu habis gelap terbitlah terang, Halah, bulshit banget. Kalau lu ga jalan buat hidupin lampu, sampai kapanpun bakal gelap. Kalau lu ga jalan keluar buat cari cahaya, sampai kapanpun lu ga bakal liat cahaya.


hai again!

Senin, 19 Juli 2021

 Hai! After a long time, i am here.

Lagi pengen ngomongin keadaanku saat ini. Pertengahan bulan juli tahun 2021.
Over all i am okay. Good enough and still survive. Fyi, corona is still excist. But thats fine for me, even its not fine for someone else. Yah perlu di akui juga corona dan pandemi ini lah yang membawa ku ke keadaan yang sebenarnya sudah aku bayangkan sejak dulu.
Menjalankan bisnis, dan akhirnya punya waktu untuk fokus mengembangkannya.

Memang, corona yang membawaku resign, keluar dari zona nyaman, yang sebenarnya tidak nyaman nyaman banget juga. Mengambil banyak keputusan keputusan kecil yang akhirnya membawaku ke dalam hal besar. Makin lama makin ambisius, dan memaksakan energy yang sudah semakin menipis ini untuk memenuhi ambisi ku yang makin hari nampaknya semakin hebat saja.

Berita buruknya adalah, aku makin lama semakin mudah tersulut. Sepercik keputus asaan bisa membuatku jatuh ke lubang nestapa. Mengutukin diri sendiri, bertanya tanya kenapa aku tak begini, mengapa aku tak begitu? Mungkin benar kata mereka, dunia ini tidak pernah baik, masa depan suram. Mungkin benar kata mereka, impian impian itu ga ada artinya. Mungkin benar apa yang mereka rasakan, putus asa, bingung, gak ada yang bisa bantu. Meski for some reason yang bisa bantu diri kita sebenernya ya cuma diri sendiri. 
Memang kita berjuang, untuk mereka sekeras ini, meski mereka tak melakukan hal yang sama. Tapi tak apa, ketika alasan kita utk melakukan adalah utk kita sendiri, karena kita mau. Karena kita ingin, dan karena kita percaya.

Berita buruk lainnya, aku sedang mempertahankan ambisi itu, karena jika itu hilang, maka hilang juga harapanku untuk masa depan yang lebih baik. Mempertahankan ambisi ketika sekitar mulai kehilangan ambisi mereka. Mempertahankan nyala harapan ketika sekitar memilih untuk memadamkannya dan mundur perlahan. Sungguh sering kali aku merasa hal yang sama. Satu hari aku bisa jadi produktif, di hari lain aku mungkin adalah pribadi paling suram. 

I keep talking, bcs if i am quite i ll be so dying. Apa yang aku bilang ga bener bener aku rasakan. Semangat dan kepercayaan diri itu ga 100% ada. Aku hanya sedang meyakinkan sisi suram diriku untuk kembali lagi bersinar. Meski ia tau, aku sedang pura pura semangat saja. Terbawa emosi ketika yang lain terderngar putus asa. Seperti pimpinan perang yang menyemangati pasukannya, padahal sebagai pemimpin tak yakin akan benar benar menang. 
Tapi lebih baik mati di medan perang, daripada mati karena penyesalan tidak pernah berjuang dan hanya menonton di barisan belakang. Bersembunyi di tenda darurat. Lebih memalukan.

Mungkin aku akan maju sekali lagi. Berperang meski harus kesakitan dan penuh luka. Meski harus bertarung sambil menangis, atau menertawakan musuh yang sama sama ambisiusnya. Meski pada akhirnya yang aku lakukan tak ada artinya, meski pada akhirnya aku tak sampai juga, meski pada akhirnya ini hanya akan jadi cerita yang tak selesai, tapi tak apa. Karena sesungguhnya ini memang masih jauh dari kata selesai. Paling tidak, sudah berusaha untuk menyelesaikannya.
 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS